BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
pemerintah dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan membawa dampak positif
bagi kesejahteraan masyarakat, dalam bidang kesehatan dampak positif tersebut
terlihat dari peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Meningkatnya UHH
menyebabkan peningkatan jumlah penduduk lansia setiap tahunnya (Gitahafas,
2011). Jumlah
populasi Lansiadi dunia diperkirakan
hampir mencapai 2
juta orang pada tahun 2005
dan
diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050. Jumlah lansia di Indonesia pada kurun
waktu 1990-2025 sebesar 414%, dari 11.275.557 jiwa meningkat sebesar
46.680.806
jiwa (Darmono & Martono, 2010). Data jumlah
lansia di Provinsi
Bali
tahun 2012
jumlah lansia di Provinsi
Bali
sekitar 680.114
jiwa. Jumlah Lansia
di Kota Denpasar sekitar 33.153 jiwa, sedangkan lansia di Banjar Tanguntiti,
Desa Tonja, Denpasar Utara sebanyak 50 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
2012).
Menua merupakan proses
yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Permasalahan yang sering dihadapi
lansia seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi penurunan berbagai
fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah
sel secara anatomis serta berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang kurang,
polusi dan radikal bebas, hal tersebut mengakibatkan semua organ pada proses
menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak (Bandiyah, 2009). Otak akan mengalami perubahan fungsi kognitif
yaitu kesulitan di dalam mengingat kembali, berkurangnya kemampuan di dalam
mengambil keputusan dan bertindak lebih lamban. Meskipun gejala penurunan otak
ini merupakan hal yang dianggap sebagai suatu keadaan yang fisiologi, namun
penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan gangguan kognitif pada manusia lansia ini
menyebabkan menurunnya
kemampuan memori atau daya ingat (Sarwono, 2010).
Penurunan kemampuan memori atau daya ingat berhubungan
dengan penurunan fungsi belahan kanan otak yang berlangsungnya lebih cepat
daripada yang kiri hal ini disebabkan karena
kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri saja dan jarang menggunakan otak
kanan. Padahal untuk mencapai fungsi otak yang maksimal, kerja otak kanan
maupun kiri harus seimbang. Para lansia
mengalami penurunan berupa kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa
wajah orang), sulit berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi
kelambanan pada tugas motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari,
kelambanan dalam persepsi sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks. Sifat
gangguan ini sangat individual, tidak sama tingkatnya satu orang dengan orang
lain (Sulianti, 2010).
Terjadi penurunan daya ingat yang masih wajar pada
beberapa lansia disebut sebagai sifat pelupa keadaan ini tidak menyebabkan gangguan pada aktifitas hidup sehari-hari,
biasanya dikenali oleh keluarga atau teman karena sering mengulang pertanyaan
yang sama atau lupa kejadian yang baru terjadi. Perlu observasi beberapa bulan
untuk membedakannya dengan demensia yang sebenarnya. Bila gangguan daya ingat bertambah
progresif disertai gangguan intelektual yang lain maka kemungkinan besar
diagnosis demensia dapat ditegakkan (Sulianti, 2010).
Kondisi yang dihadapi lansia merupakan gangguan daya ingat atau gangguan memori
ringan yang dapat digolongkan sebagai sindrom predemensia dan dapat berkembang
menjadi demensia. World Alzheimer Reports mencatat demensia akan menjadi
krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah.
Data WHO tahun 2010 menunjukkan, di tahun 2010 jumlah penduduk dunia yang
terkena demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksi akan
melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang (Gustia, 2010).
Jumlah penyandang demensia di Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011
(Gitahafas, 2011).
Gangguan daya ingat pada lansia yang bisa berkembang menjadi demensia, dapat mengakibatkan lansia mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ( makan,
minum, berpakaian, BAB/BAK, dan lain sebagainya), adanya perubahan emosi dan
tingkah laku. Lansia
dengan demensia akan mengalami ketergantungan di dalam menjalankan
semua aktivitasnya karena dia dibantu oleh orang lain, maka untuk itu perlu
adanya metode-metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memori
dengan cara meningkatkan stimulasi otak, kegiatan seperti membaca, menonton
televisi sebaiknya di jadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak
tidak beristirahat secara terus menerus. (Bandiyah, 2009).
Salah satu upaya untuk mencegah
gangguan daya ingat berkembang menjadi dimensia,, yaitu dengan melakukan
gerakan atau latihan fisik. Seseorang bukannya
tidak mau bergerak karena tua, tapi menjadi tua karena
tidak mau bergerak. Secara umum, terdapat dua macam latihan yang dapat
meningkatkan potensi kerja otak yakni
meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam otak (brain gym).
yaitu kegiatan yang merangsang intelektual
yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerak badan
(Markam, 2006).
Latihan
senam otak dipelopori oleh Dennison dan dibuat dalam bentuk Edu-K (Educational Kinesiology). Awal mula senam otak ini dulunya memang
hanya dilakukan untuk anak-anak yang
berkebutuhan khusus atau anak-anak yang mengalami kesulitan di dalam
konsentrasi dan belajar, namun akhirnya senam otak ini lebih
dikembangkan tanpa membedakan usia, mengingat
semua orang ingin mempunyai kesempatan belajar tanpa memandang batas
usia. Di dalam Brain Gym (senam otak)
mengajarkan gerakan-gerakan yang mudah diingat
dan dilakukan serta dapat membantu
banyak orang, muda, atau tua untuk mengoptimalkan kemampuan belajarnya (Dennison,
2008 ).
Senam otak mempunyai perinsip dasar agar otak tetap bugar dan mencegah kepikunan serta mempunyai tujuan
utama untuk mempertahankan kesehatan otak dengan
melakukan gerakan badan. Melakukan senam otak diharapkan fungsi kognitif pada lansia
dapat lebih baik. Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik
dengan fungsi kognitif yaitu aktifitas fisik menjaga dan mengatur vaskularisasi
ke otak dengan menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein,
meningkatkan produksi endhotelial nitric oxide dan menjamin perfusi jaringan
otak yang kuat, efek langsung terhadap otak yaitu memelihara sruktur saraf dan
meningkatkan perluasan serabut saraf, sinap-sinap dan kapilaris (Markam, 2006).
Latihan senam otak akan dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak.
Baik itu otak kanan dan otak kiri (dimensi lateralitas), otak belakang/ batang
otak dan otak depan/frontal lobes
(dimensi pemfokusan) serta sistem limbis (misbrain)
dan otak besar/cerebral cortex
(dimensi pemusatan),
dalam senam otak terdapat gerakan-gerakan terkoordinasi yang dapat
menstimulasi kerja otak sehingga lebih
aktif (Dennison,
2008).
Penelitian selama 10 tahun pada pria lansia berdasarkan data dari Finlandia, Italia dan Belanda
oleh Gelder (2004) tentang hubungan aktifitas fisik dengan penurunan kognitif.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
penurunan intensitas dan durasi aktifitas akan mempercepat
proses penurunan fungsi kognitif. Tilarso (2007) menyatakan pelatihan dengan frekuensi tiga kali seminggu
adalah sesuai untuk lansia akan menghasilkan peningkatan yang berarti bagi
lansia yang berusia lebih dari 60 tahun, selain melatih otak perlu melaksanakan
olahraga secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani, memelihara serta
mempertahankan kesehatan di hari tua.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada
tanggal 12 Mei 2013 di Banjar Tanguntiti, didapatkan data dari 50 orang lansia sebanyak
37 lansia orang mengalami demensia
ringan, 10 orang
lansia menderita demensia sedang dan 3 orang mengalami dimensia berat. Gejala yang ditemukan pada lansia yang mengalami
dimensia ringan dan dimensia sedangan yaitu
mudah lupa, cenderung melalaikan pekerjaannya tetapi masih bisa
mengerjakan pekerjaan yang ringan dengan aman, tidak mengompol (inkontinensia
urin), masih bisa menjaga kebersihan pribadi dengan baik, masih mampu mengenal
orang dan alamat sendiri, pembicaraan sudah
terbatas tetapi masih dapat dimengerti oleh orang lain. Sedangkan gejala yang ditemukan pada
lansia yang mengalami dimensia berat yaitu tidak mampu
mengurus dirinya sendiri, pembicaraan sudah tidak dapat dimengerti karena sudah
sangat terbatas, mengalami inkontenensia urin serta sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhannya sehari-hari seperti misalnya berpakaian yang rapi.
Hasil observasi terhadap terhadap lansia
yang mengalami dimensia ringan dan sedangan lansia di Banjar Tanguntiti
ditemukan sebanyak 11 orang lansia mengalami
gangguan orientasi tempat dan waktu. Misalnya mengingat hari, tanggal dan
bulan, mengingat tempat tinggal, mengingat tempat yang harus dikunjungi serta
gangguan dalam berkomunikasi yaitu suatu keadaan tidak sinkronnya pertanyaan
dan jawaban ketika para lansia tersebut diajak berkomunikasi. Keadaan demensia
ini akan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas para lansia tersebut.
Pemberdayaan dan pelayanan terhadap
lansia
sesuai
dengan peraturan
Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan
lansia. Pelayanan
lansia meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan
lembaga. Pelayanan
kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang dilakukan di Banjar Tanguntiti berupa posyandu lansia. Kegiatan yang sudah
dilakukan untuk memaksimalkan aktivitas
lansia yaitu dengan melaksanakan senam
lansia setiap minggu, menyalurkan kreativitas lansia yang membuat mereka merasa
lebih berguna
seperti lomba pesantian, mengadakan kegiatan sebagai sarana hiburan dan keakraban bagi
para lansia serta melaksanakan kerja bakti meskipun hanya di sekitar lingkungan
Banjar, namun pelaksanaan latihan senam otak untuk meminimalkan
demensia belum pernah
dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh
latihan senam otak (Brain Gym)
terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja
Denpasar Utara.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Adakah ada
pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar
Tangguntiti Tonja Denpasar Utara tahun 2013?”
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan
Umum
Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia
di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar
Utara tahun 2013.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengidentifikasi daya ingat lansia dengan demensia
pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan latihan senam otak (Brain Gym)
b.
Mengidentifikasi daya ingat lansia dengan demensia
pada kelompok kontrol pre test dan post test
c.
Menganalisis perbedaan daya ingat lansia dengan demensia pada kelompok
perlakuan sebelum dan setelah diberikan latihan senam otak (Brain Gym)
d.
Menganalisis
perbedaan daya ingat
lansia dengan demensia pre tes dan post test pada kelompok kontrol
e.
Menganalisis pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia
dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar Utara tahun
2013.
D. Manfaat Penelitian
1.
Teoritis
a.
Bagi institusi
pendidikan, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam penyampaian materi
pendidikan keperawatan baik untuk pengembangan, penerapan, maupun penelitian latihan
senam otak (Brain Gym) yang lebih
lanjut.
b.
Penelitian ini dapat
memperkaya hasanah ilmu kesehatan dalam bidang keperawatan gerontik khususnya
tentang terapi komplementer yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran.
c.
Penelitian ini dapat
digunakan sebagai masukan ilmu pengetahuan tentang gangguan memori pada lansia
sehingga dapat menggunakan intervensi yang tepat dalam melakukan pengelolaan
sedini mungkin agar gangguan daya ingat tidak berkembang ke arah demensia yang lebih
berat.
2.
Praktis
a.
Diharapkan penelitian
ini dapat bermanfaat bagi para lansia
untuk menghambat kemunduran daya ingat
sehingga berguna bagi aktifitas hidup sehari-hari, terutama untuk
kualitas kehidupan lansia
b.
Penelitian ini
diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi keluaga dan masyarakat tentang pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia
dengan demensia sehingga dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari
kepada lansia yang mengalami demensia.
E.
Keaslian penelitian
Sejauh peneliti
ketahui dan berdasarkan pustaka, belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia
di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar
Utara Bali. Namun peneliti menemukan beberapa penelitian yang
hampir serupa antara laian :
1. Pengaruh terapi warna merah terhadap daya
ingat pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap yang dilakukan
oleh Rafdi (2008). Penelitian
ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimen dengan desain
pretest and post test control group
design. Sampel dalam penelitian berjumlah dua puluh enam orang. Hasil
penelitian adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada skor posttest daya
ingat antara kelompok eksperimen dan kontrol (nilai p value sebesar 0.002 lebih kecil dari α 0,05) menunjukkan ada terapi warna merah terhadap daya ingat
pada lansia.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada bvariabel bebas dimana penelitian
sebelumnya adalah terapi warna merah sedangkan penelitian ini adalah latihan
senam otak (Brain Gym), perbedaan yang laian adalah dan tempat dan waktu penelitian
Persamaannya terletak pada variabel terikat yaitu sama-sama meneliti daya ingat
lansia, subyek penelitian yaitu sama-sama meneliti lansia serta jenis dan
desain penelitian.
2. Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada
Lansia di Panti Wredha yang dilakukan
Adinata (2007). Merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan
metode analisa komparatif dan menggunakan pendekatan prospective cohort study, subjek penelitian berjumlah 31 orang
lansia yang dipilih secara total sampling. Hasil yang didapat yaitu perubahan
tingkat depresi pada lansia yang melaksanakan senam lima kali seminggu lebih
efektif dibandingkan lansia yang melakukan senam satu kali seminggu (nilai p value sebesar
0.005 lebih kecil
dari α 0,0500). Perbedaan dengan penelitian ini
adalah pada variabel terikat dimana
penelitian sebelumnya adalah tingkat depresi sedangkan penelitian ini adalah daya
ingat, variabel bebas dimana penelitian sebelumnya
adalah senam lansia sedangkan pada penelitian ini adalah senam otak, perbedaan
yang lain adalah metode penelitian dimana penelitian sebelumnya adalah penelitian
non-eksperimental dengan menggunakan metode analisa komparatif dan menggunakan
pendekatan prospective cohort study
sedangkan penelitian ini adalah penelitian
quasy eksperimen dengan desain pretest and post test control group design,
perbedaan yan laian adalah tempat dan waktu penelitian. Persamaannya terletak
pada subyek penelitian yaitu sama-sama meneliti lansia.
3. Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia Terhadap
Keseimbangan Pada Orang Lanjut Usia di Panti Wredha Dharma Bakti Pajang
Surakarta. yang dilakukan oleh Herawati (2004) Menggunakan metode
penelitian quasy eksperiment dengan
populasi semua lanjut usia yang tinggal di panti wredha Dharma Bakti Pajang
Surakarta dengan tekhnik pengambilan sampel adalah purposive random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest postest design. Dilakukan pengukuran nilai
keseimbangan sebelum dilakukan perlakuan senam, kemudian diberikan perlakuan
senam otak dan senam lansia selama 3 kali seminggu selama 8 minggu. Setelah itu
dilakukan pengukuran nilai keseimbangan setelah perlakuan dan dibandingkan nilainya
sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil dari penelitian yaitu bahwa senam lansia
dan senam otak masing-masing dapat memberikan hasil yang positif terhadap
keseimbangan lansia. Perbedaan dengan penelitian ini
adalah pada variabel terikat dimana
penelitian sebelumnya adalah keseimbangan pada lansia sedangkan penelitian ini
adalah daya ingat, perbedaan yang lain adalah desain
penelitian penelitian dimana penelitian sebelumnya adalah one group pretest postest design
sedangkan penelitian ini adalah desain pretest and post test control group design,
perbedaan yan laian adalah tempat dan waktu penelitian. Persamaannya terletak
pada subyek penelitian yaitu variabel bebas yaitu senam otak, jenis penelitian
sama-sama quasy
eksperiment dan subyek penelitian yaitu sama-sama meneliti lansia.
thx ya min artikel'nya, sangat berguna untuk orang awam sprti saya :), oh iya min apakah senam lansia juga pakai baju senam juga?
BalasHapusBagus sekali gan artikelnya. cocok sekali senam lansia ini untuk para lansia. apalagi lansia yang memiliki penyakit asam urat, diabet, dsb. makasih gan atas informasinya y^^.....mau tanya klo untuk baju senam terbaru Buat senam lan sia seperti apa ?
BalasHapusartikelnya sangat bermanfaat, khususnya bagi lansia,,,,,,,, kalo pakaiannya, ada g baju senam crystal untuk lansia?
BalasHapusOm Swastyastu...
BalasHapusKebetukan saya juga tertarik utk melakukan penelitian ttg Brain Gym. Selama melakukan penelitian, apa saja hambatan yg Pak Wayan temukan selama penelitian? Seperti variabel perancu yg harus diperhatikan utk krit inklusinya. Mohon saran dan masukannya Pak Wayan. Mohon reply k email dewakusuma47@yahoo.com
Wah memang keren dan sangat membantu artikelnya ...
BalasHapusoya kalau untuk kakak yang sedang cari baju senam mampir saja ke baju senam murah, selain bajunya yang murah kualitasnya juga oke dan koleksinya lengkap...
moga bisa membantu ..
poin4d
BalasHapusPOIN4D ADALAH SALAH SATU SITUS / BANDAR TOGEL ONLINE YANG AMAN DAN TERPERCAYA!
BERGABUNG DAN BERMAIN DI POIN4D , ANDA BISA RASAKAN KEPUASAN DAN KENYAMANAAN NYA!
RAIH DISCOUNT & PROMONYA SEKARANG JUGA!!! BURUAN DAFTAR KUNJUNGI SITUSNYA DISINI LINK :
www•4DPOIN•com | www•4DPOIN•org | www•4DPOIN•net
➖6 PASARAN TOGEL➖
📽️ LIVE DD48 DINDONG
☑ SYDNEY POOLS
☑ RAJA AMPAT POOLS
☑ SINGAPORE POOLS
☑ BALI POOLS
☑ IBIZA POOLS
☑ HONGKONG POOLS
➖➖HADIAH & DISCOUNT➖➖
⇲ LIVE DINDONG 48 BALL
⇲ BONUS CASHBACK UP 5%
⇲ BONUS PRIZE 2 & PRIZE 3
⇲ BONUS NEW MEMBER 10RB
⇲ BONUS REFFERAL 2%
⇲ BONUS LUCKY DRAW JP500RB
⇲ BBFS READY !
Melayani support bank : BCA | MANDIRI | BNI | BRI
Info Lebih lanjut silahkan Kunjungi website Kami
Bertanya kepada CS yang bertugas ...
➖➖KONSULTASI➖➖
★Pin BBM2 : D1A279B6
★Whatsapp : +85598291698
★Facebook : OfficialPOIN4D
★IDLine : POIN4D
🔘 KEPUASAN ANDA TUJUAN UTAMA KAMI!!! f