Jumat, 21 Februari 2014

pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, dalam bidang kesehatan dampak positif tersebut terlihat dari peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Meningkatnya UHH menyebabkan peningkatan jumlah penduduk lansia setiap tahunnya (Gitahafas, 2011). Jumlah populasi Lansiadi dunia diperkirakan hampir mencapai 2 juta orang pada tahun 2005 dan diproyeksikan menjadi 2 milyar pada tahun 2050. Jumlah lansia di Indonesia pada kurun waktu 1990-2025 sebesar 414%, dari 11.275.557 jiwa meningkat sebesar 46.680.806 jiwa (Darmono & Martono, 2010). Data jumlah lansia di Provinsi Bali tahun 2012 jumlah lansia di Provinsi Bali sekitar 680.114 jiwa. Jumlah Lansia di Kota Denpasar sekitar 33.153 jiwa, sedangkan lansia di Banjar Tanguntiti, Desa Tonja, Denpasar Utara sebanyak 50 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2012).
Menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Permasalahan yang sering dihadapi lansia  seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh. Penurunan fungsi ini disebabkan karena berkurangnya jumlah sel secara anatomis serta berkurangnya aktivitas, asupan nutrisi yang kurang, polusi dan radikal bebas, hal tersebut mengakibatkan semua organ pada proses menua akan mengalami perubahan struktural dan fisiologis, begitu juga otak (Bandiyah, 2009). Otak akan mengalami perubahan fungsi kognitif yaitu kesulitan di dalam mengingat kembali, berkurangnya kemampuan di dalam mengambil keputusan dan bertindak lebih lamban. Meskipun gejala penurunan otak ini merupakan hal yang dianggap sebagai suatu keadaan yang fisiologi, namun penurunan fungsi otak yang berhubungan dengan gangguan kognitif pada manusia lansia ini menyebabkan menurunnya kemampuan memori atau daya ingat (Sarwono, 2010).
Penurunan kemampuan memori atau daya ingat berhubungan dengan penurunan fungsi belahan kanan otak yang berlangsungnya lebih cepat daripada yang kiri hal ini disebabkan karena kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri saja dan jarang menggunakan otak kanan. Padahal untuk mencapai fungsi otak yang maksimal, kerja otak kanan maupun kiri harus seimbang. Para lansia mengalami penurunan berupa kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa wajah orang), sulit berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi kelambanan pada tugas motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam persepsi sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks. Sifat gangguan ini sangat individual, tidak sama tingkatnya satu orang dengan orang lain (Sulianti, 2010).
Terjadi penurunan daya ingat yang masih wajar pada beberapa lansia disebut sebagai sifat pelupa keadaan ini tidak menyebabkan gangguan pada aktifitas hidup sehari-hari, biasanya dikenali oleh keluarga atau teman karena sering mengulang pertanyaan yang sama atau lupa kejadian yang baru terjadi. Perlu observasi beberapa bulan untuk membedakannya dengan demensia yang sebenarnya. Bila gangguan daya ingat bertambah progresif disertai gangguan intelektual yang lain maka kemungkinan besar diagnosis demensia dapat ditegakkan (Sulianti, 2010).
Kondisi yang dihadapi lansia merupakan gangguan daya ingat atau gangguan memori ringan yang dapat digolongkan sebagai sindrom predemensia dan dapat berkembang menjadi demensia. World Alzheimer Reports mencatat demensia akan menjadi krisis kesehatan terbesar di abad ini yang jumlah penderitanya terus bertambah. Data WHO tahun 2010 menunjukkan, di tahun 2010 jumlah penduduk dunia yang terkena demensia sebanyak 36 juta orang. Jumlah penderitanya diprediksi akan melonjak dua kali lipat di tahun 2030 sebanyak 66 juta orang (Gustia, 2010). Jumlah penyandang demensia di Indonesia hampir satu juta orang pada tahun 2011 (Gitahafas, 2011).
Gangguan daya ingat pada lansia yang bisa berkembang menjadi demensia, dapat mengakibatkan lansia mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari ( makan, minum, berpakaian, BAB/BAK, dan lain sebagainya), adanya perubahan emosi dan tingkah laku. Lansia dengan demensia akan mengalami ketergantungan di dalam menjalankan semua aktivitasnya karena dia dibantu oleh orang lain, maka untuk itu perlu adanya metode-metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan memori dengan cara meningkatkan stimulasi otak, kegiatan seperti membaca, menonton televisi sebaiknya di jadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak beristirahat secara terus menerus.  (Bandiyah, 2009).
Salah satu upaya untuk mencegah gangguan daya ingat berkembang menjadi dimensia,, yaitu dengan melakukan gerakan atau latihan fisik. Seseorang bukannya tidak mau bergerak karena tua, tapi menjadi tua karena tidak mau bergerak. Secara umum, terdapat dua macam latihan yang dapat meningkatkan potensi kerja otak yakni meningkatkan kebugaran secara umum dan melakukan senam otak (brain gym).  yaitu kegiatan yang merangsang intelektual yang bertujuan untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerak badan (Markam, 2006).
Latihan senam otak dipelopori oleh Dennison dan dibuat dalam bentuk Edu-K (Educational Kinesiology). Awal mula senam otak ini dulunya memang hanya dilakukan  untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus atau anak-anak yang mengalami kesulitan di dalam konsentrasi dan belajar, namun akhirnya senam otak ini lebih dikembangkan tanpa membedakan usia, mengingat  semua orang ingin mempunyai kesempatan belajar tanpa memandang batas usia. Di dalam Brain Gym (senam otak) mengajarkan gerakan-gerakan yang mudah diingat  dan dilakukan serta dapat membantu  banyak orang, muda, atau tua untuk mengoptimalkan kemampuan belajarnya (Dennison, 2008 ).
Senam otak mempunyai perinsip dasar agar otak tetap bugar dan mencegah kepikunan serta mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Melakukan senam  otak diharapkan fungsi kognitif pada lansia dapat lebih baik. Mekanisme yang menjelaskan hubungan antara aktifitas fisik dengan fungsi kognitif yaitu aktifitas fisik menjaga dan mengatur vaskularisasi ke otak dengan menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar lipoprotein, meningkatkan produksi endhotelial nitric oxide dan menjamin perfusi jaringan otak yang kuat, efek langsung terhadap otak yaitu memelihara sruktur saraf dan meningkatkan perluasan serabut saraf, sinap-sinap dan kapilaris (Markam, 2006). Latihan senam otak akan dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak. Baik itu otak kanan dan otak kiri (dimensi lateralitas), otak belakang/ batang otak dan otak depan/frontal lobes (dimensi pemfokusan) serta sistem limbis (misbrain) dan otak besar/cerebral cortex (dimensi pemusatan), dalam senam otak terdapat gerakan-gerakan terkoordinasi yang dapat menstimulasi kerja otak  sehingga lebih aktif (Dennison, 2008).
Penelitian selama 10 tahun pada pria lansia berdasarkan data dari Finlandia, Italia dan Belanda oleh Gelder (2004) tentang hubungan aktifitas fisik dengan penurunan kognitif. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penurunan intensitas dan durasi aktifitas akan mempercepat proses penurunan fungsi kognitif. Tilarso (2007) menyatakan pelatihan dengan frekuensi tiga kali seminggu adalah sesuai untuk lansia akan menghasilkan peningkatan yang berarti bagi lansia yang berusia lebih dari 60 tahun, selain melatih otak perlu melaksanakan olahraga secara rutin untuk mempertahankan kebugaran jasmani, memelihara serta mempertahankan kesehatan di hari tua.
Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Mei 2013 di Banjar Tanguntiti, didapatkan data dari 50 orang lansia sebanyak 37  lansia orang mengalami demensia ringan, 10 orang lansia menderita demensia sedang dan 3 orang mengalami dimensia berat. Gejala yang ditemukan pada lansia yang mengalami dimensia ringan dan dimensia sedangan yaitu  mudah lupa, cenderung melalaikan pekerjaannya tetapi masih bisa mengerjakan pekerjaan yang ringan dengan aman, tidak mengompol (inkontinensia urin), masih bisa menjaga kebersihan pribadi dengan baik, masih mampu mengenal orang dan alamat sendiri, pembicaraan sudah  terbatas tetapi masih dapat dimengerti oleh orang lain. Sedangkan gejala yang ditemukan pada lansia yang mengalami dimensia berat yaitu tidak mampu mengurus dirinya sendiri, pembicaraan sudah tidak dapat dimengerti karena sudah sangat terbatas, mengalami inkontenensia urin serta sudah tidak mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari seperti misalnya berpakaian yang rapi.
Hasil observasi terhadap terhadap lansia yang mengalami dimensia ringan dan sedangan lansia di Banjar Tanguntiti ditemukan sebanyak 11 orang lansia mengalami gangguan orientasi tempat dan waktu. Misalnya mengingat hari, tanggal dan bulan, mengingat tempat tinggal, mengingat tempat yang harus dikunjungi serta gangguan dalam berkomunikasi yaitu suatu keadaan tidak sinkronnya pertanyaan dan jawaban ketika para lansia tersebut diajak berkomunikasi. Keadaan demensia ini akan dapat menyebabkan terganggunya aktivitas para lansia tersebut.
Pemberdayaan dan pelayanan terhadap lansia sesuai dengan  peraturan Undang-Undang RI No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia. Pelayanan lansia meliputi pelayanan yang berbasiskan pada keluarga, masyarakat dan lembaga. Pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan yang dilakukan di Banjar Tanguntiti  berupa posyandu lansia. Kegiatan yang sudah dilakukan untuk memaksimalkan aktivitas lansia  yaitu dengan melaksanakan senam lansia setiap minggu, menyalurkan kreativitas lansia yang membuat mereka merasa lebih berguna seperti lomba pesantian, mengadakan kegiatan  sebagai sarana hiburan dan keakraban bagi para lansia serta melaksanakan kerja bakti meskipun hanya di sekitar lingkungan Banjar, namun pelaksanaan latihan senam otak untuk meminimalkan demensia belum pernah dilaksanakan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar  Utara.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Adakah ada pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar  Utara  tahun 2013?”

C.      Tujuan Penelitian
1.        Tujuan Umum
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar  Utara tahun 2013.
2.         Tujuan Khusus 
a.         Mengidentifikasi daya ingat lansia dengan demensia pada kelompok perlakuan sebelum dan sesudah diberikan latihan senam otak (Brain Gym)
b.        Mengidentifikasi daya ingat lansia dengan demensia pada kelompok kontrol pre test dan post test
c.         Menganalisis perbedaan daya ingat lansia dengan demensia pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah diberikan latihan senam otak (Brain Gym)
d.         Menganalisis perbedaan daya ingat lansia dengan demensia pre tes dan post test pada kelompok kontrol
e.         Menganalisis pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar  Utara  tahun 2013.

D.      Manfaat Penelitian
1.        Teoritis
a.         Bagi institusi pendidikan, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam penyampaian materi pendidikan keperawatan baik untuk pengembangan, penerapan, maupun penelitian latihan senam otak (Brain Gym) yang lebih lanjut.
b.        Penelitian ini dapat memperkaya hasanah ilmu kesehatan dalam bidang keperawatan gerontik khususnya tentang terapi komplementer yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran.
c.         Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan ilmu pengetahuan tentang gangguan memori pada lansia sehingga dapat menggunakan intervensi yang tepat dalam melakukan pengelolaan sedini mungkin agar gangguan daya ingat tidak berkembang ke arah demensia yang lebih berat.
2.        Praktis
a.         Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para lansia untuk menghambat kemunduran daya ingat  sehingga berguna bagi aktifitas hidup sehari-hari, terutama untuk kualitas kehidupan lansia
b.        Penelitian ini diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi keluaga dan masyarakat tentang pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia sehingga dapat mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari kepada lansia yang mengalami demensia.

E.       Keaslian penelitian
Sejauh peneliti ketahui dan berdasarkan pustaka, belum pernah dilakukan penelitian mengenai pengaruh latihan senam otak (Brain Gym) terhadap daya ingat lansia dengan demensia di Banjar Tangguntiti Tonja Denpasar  Utara  Bali. Namun peneliti menemukan beberapa penelitian yang hampir serupa antara laian :
1.     Pengaruh terapi warna merah terhadap daya ingat pada lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Dewanata Cilacap yang dilakukan oleh  Rafdi  (2008). Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasy eksperimen dengan desain  pretest and post test control group design. Sampel dalam penelitian berjumlah dua puluh enam orang. Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan yang signifikan pada skor posttest daya ingat antara kelompok eksperimen dan kontrol (nilai p value sebesar 0.002 lebih kecil dari α 0,05)  menunjukkan ada terapi warna merah terhadap daya ingat pada lansia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada bvariabel bebas dimana penelitian sebelumnya adalah terapi warna merah sedangkan penelitian ini adalah latihan senam otak (Brain Gym), perbedaan yang laian adalah dan tempat dan waktu penelitian Persamaannya terletak pada variabel terikat yaitu sama-sama meneliti daya ingat lansia, subyek penelitian yaitu sama-sama meneliti lansia serta jenis dan desain penelitian.
2.    Pelaksanaan Senam Lansia Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Pada Lansia di Panti Wredha yang dilakukan Adinata (2007). Merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan metode analisa komparatif dan menggunakan pendekatan prospective cohort study, subjek penelitian berjumlah 31 orang lansia yang dipilih secara total sampling. Hasil yang didapat yaitu perubahan tingkat depresi pada lansia yang melaksanakan senam lima kali seminggu lebih efektif dibandingkan lansia yang melakukan senam satu kali seminggu (nilai p value sebesar 0.005 lebih kecil dari α 0,0500). Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada  variabel terikat dimana penelitian sebelumnya adalah tingkat depresi sedangkan penelitian ini adalah daya ingat, variabel bebas dimana penelitian sebelumnya adalah senam lansia sedangkan pada penelitian ini adalah senam otak, perbedaan yang lain adalah metode penelitian dimana penelitian sebelumnya adalah penelitian non-eksperimental dengan menggunakan metode analisa komparatif dan menggunakan pendekatan prospective cohort study  sedangkan penelitian ini adalah penelitian quasy eksperimen dengan desain  pretest and post test control group design, perbedaan yan laian adalah tempat dan waktu penelitian. Persamaannya terletak pada subyek penelitian yaitu sama-sama meneliti lansia.
3.    Perbedaan Pengaruh Senam Otak dan Senam Lansia Terhadap Keseimbangan Pada Orang Lanjut Usia di Panti Wredha Dharma Bakti Pajang Surakarta. yang dilakukan oleh Herawati (2004)  Menggunakan metode penelitian quasy eksperiment dengan populasi semua lanjut usia yang tinggal di panti wredha Dharma Bakti Pajang Surakarta dengan tekhnik pengambilan sampel adalah purposive random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest postest  design. Dilakukan pengukuran nilai keseimbangan sebelum dilakukan perlakuan senam, kemudian diberikan perlakuan senam otak dan senam lansia selama 3 kali seminggu selama 8 minggu. Setelah itu dilakukan pengukuran nilai keseimbangan setelah perlakuan dan dibandingkan nilainya sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil dari penelitian yaitu bahwa senam lansia dan senam otak masing-masing dapat memberikan hasil yang positif terhadap keseimbangan lansia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada  variabel terikat dimana penelitian sebelumnya adalah keseimbangan pada lansia sedangkan penelitian ini adalah daya ingat, perbedaan yang lain adalah desain penelitian penelitian dimana penelitian sebelumnya adalah one group pretest postest  design sedangkan penelitian ini adalah desain  pretest and post test control group design, perbedaan yan laian adalah tempat dan waktu penelitian. Persamaannya terletak pada subyek penelitian yaitu variabel bebas yaitu senam otak, jenis penelitian sama-sama quasy eksperiment dan subyek penelitian yaitu  sama-sama meneliti lansia.

6 komentar:

  1. thx ya min artikel'nya, sangat berguna untuk orang awam sprti saya :), oh iya min apakah senam lansia juga pakai baju senam juga?

    BalasHapus
  2. Bagus sekali gan artikelnya. cocok sekali senam lansia ini untuk para lansia. apalagi lansia yang memiliki penyakit asam urat, diabet, dsb. makasih gan atas informasinya y^^.....mau tanya klo untuk baju senam terbaru Buat senam lan sia seperti apa ?

    BalasHapus
  3. artikelnya sangat bermanfaat, khususnya bagi lansia,,,,,,,, kalo pakaiannya, ada g baju senam crystal untuk lansia?

    BalasHapus
  4. Om Swastyastu...
    Kebetukan saya juga tertarik utk melakukan penelitian ttg Brain Gym. Selama melakukan penelitian, apa saja hambatan yg Pak Wayan temukan selama penelitian? Seperti variabel perancu yg harus diperhatikan utk krit inklusinya. Mohon saran dan masukannya Pak Wayan. Mohon reply k email dewakusuma47@yahoo.com

    BalasHapus
  5. Wah memang keren dan sangat membantu artikelnya ...
    oya kalau untuk kakak yang sedang cari baju senam mampir saja ke baju senam murah, selain bajunya yang murah kualitasnya juga oke dan koleksinya lengkap...
    moga bisa membantu ..

    BalasHapus
  6. poin4d

    POIN4D ADALAH SALAH SATU SITUS / BANDAR TOGEL ONLINE YANG AMAN DAN TERPERCAYA!
    BERGABUNG DAN BERMAIN DI POIN4D , ANDA BISA RASAKAN KEPUASAN DAN KENYAMANAAN NYA!
    RAIH DISCOUNT & PROMONYA SEKARANG JUGA!!! BURUAN DAFTAR KUNJUNGI SITUSNYA DISINI LINK :
    www•4DPOIN•com | www•4DPOIN•org | www•4DPOIN•net
    ➖6 PASARAN TOGEL➖
    📽️ LIVE DD48 DINDONG
    ☑ SYDNEY POOLS
    ☑ RAJA AMPAT POOLS
    ☑ SINGAPORE POOLS
    ☑ BALI POOLS
    ☑ IBIZA POOLS
    ☑ HONGKONG POOLS
    ➖➖HADIAH & DISCOUNT➖➖
    ⇲ LIVE DINDONG 48 BALL
    ⇲ BONUS CASHBACK UP 5%
    ⇲ BONUS PRIZE 2 & PRIZE 3
    ⇲ BONUS NEW MEMBER 10RB
    ⇲ BONUS REFFERAL 2%
    ⇲ BONUS LUCKY DRAW JP500RB
    ⇲ BBFS READY !
    Melayani support bank : BCA | MANDIRI | BNI | BRI
    Info Lebih lanjut silahkan Kunjungi website Kami
    Bertanya kepada CS yang bertugas ...
    ➖➖KONSULTASI➖➖
    ★Pin BBM2 : D1A279B6
    ★Whatsapp : +85598291698
    ★Facebook : OfficialPOIN4D
    ★IDLine : POIN4D
    🔘 KEPUASAN ANDA TUJUAN UTAMA KAMI!!! f

    BalasHapus